Rabu, 21 November 2012

Sekilas cerita :)

Suatu ketika, ada seorang
anak laki-laki yang
bertanya kepada ibunya.
"Ibu, mengapa Ibu
menangis?".
Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu
adalah seorang wanita,
Nak".
"Aku tak mengerti" kata si
anak lagi.

Ibunya hanya tersenyum
dan memeluknya erat. "Nak, kamu
memang tak
akan pernah mengerti...." Kemudian,
anak itu
bertanya pada ayahnya.
"Ayah, mengapa Ibu
menangis? Sepertinya Ibu
menangis tanpa ada sebab
yang jelas?" Sang ayah menjawab,
"Semua wanita memang
menangis tanpa ada
alasan". Hanya itu jawaban
yang bisa diberikan
ayahnya. Lama kemudian, si anak
itu
tumbuh menjadi remaja dan
tetap bertanya-tanya,
mengapa wanita menangis. Pada
suatu malam, ia
bermimpi dan bertanya
kepada Tuhan. "Ya Allah,
mengapa wanita mudah
sekali menangis?"
Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,
"Saat
Kuciptakan wanita, Aku
membuatnya menjadi
sangat utama.
Kuciptakan bahunya, agar
mampu menahan seluruh
beban dunia dan isinya,
walaupun juga, bahu itu
harus cukup nyaman dan
lembut untuk menahan kepala bayi
yang sedang
tertidur.
Kuberikan wanita
kekuatan untuk dapat
melahirkan, dan
mengeluarkan bayi dari
rahimnya, walau, seringkali
pula, ia kerap berulangkali
menerima cerca dari
anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan,
yang akan membuatnya
tetap bertahan, pantang
menyerah, saat semua
orang sudah putus asa.
Pada wanita, Kuberikan
kesabaran, untuk merawat
keluarganya, walau letih,
walau sakit, walau lelah,
tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita,
perasaan peka dan kasih
sayang, untuk mencintai
semua anaknya, dalam
kondisi apapun, dan dalam
situasi apapun. Walau, tak jarang
anak-anaknya itu
melukai perasaannya,
melukai hatinya.
Perasaan ini pula yang akan
memberikan kehangatan
pada bayi-bayi yang terkantuk
menahan lelap.
Sentuhan inilah yang akan
memberikan kenyamanan
saat didekap dengan
lembut olehnya.
Kuberikan wanita
kekuatan untuk
membimbing suaminya,
melalui masa-masa sulit, dan
menjadi pelindung baginya.
Sebab, bukankah tulang rusuklah
yang melindungi
setiap hati dan jantung agar
tak terkoyak?
Kuberikan kepadanya
kebijaksanaan, dan
kemampuan untuk
memberikan pengertian
dan menyadarkan, bahwa
suami yang baik adalah yang tak
pernah melukai
istrinya. Walau, seringkali
pula, kebijaksanaan itu
akan menguji setiap
kesetiaan yang diberikan
kepada suami, agar tetap berdiri,
sejajar, saling
melengkapi, dan saling
menyayangi.
Dan, akhirnya, Kuberikan ia
air mata agar dapat
mencurahkan perasaannya.
Inilah yang khusus
Kuberikan kepada wanita,
agar dapat digunakan kapanpun ia
inginkan.
Hanya inilah kelemahan
yang dimiliki wanita,
walaupun sebenarnya, air
mata ini adalah air mata
kehidupan". Maka, dekatkanlah diri
kita
pada sang Ibu kalau beliau
masih hidup, karena di
kakinyalah kita
menemukan surga.
Kasih ibu itu seperti
lingkaran, tak berawal dan
tak berakhir.
Kasih ibu itu selalu berputar
dan senantiasa meluas,
menyentuh setiap orang yang
ditemuinya.
Melingkupinya seperti
kabut pagi,
menghangatkan nya seperti mentari
siang, dan
menyelimutinya seperti
bintang malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar